MEKANIKA TANAH
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1. Tinjauan Teori
Kestabilan Lereng
Dalam bidang Ilmu Teknik
Sipil banyak berhubungan dengan perencanaan antara lain : pembuatan jalan raya,
jalan kereta api, konstruksi penahan tanah dan lain sebagainya. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka analisa kestabilan suatu permukaan tanah sangat
mutlak diperlukan. Dengan analisa ini kita mencoba untuk mempelajari tentang
kelongsoran tanah akibat pembebanan terhadapnya baik beban mati maupun beban
hidup. Dalam Ilmu Teknik Sipil ada tiga macam lereng yang perlu diperhatikan,
yaitu :
- Lereng alam yaitu lereng yang terbentuk akibat proses alam, misalnya lereng sudut bukit.
- Lereng yang terbuat dari tanah asli, misalnya tanah yang dipasang untuk pembuatan jalan atau saluran air untuk keperluan irigasi.
- Lereng yang dibuat dari tanah yang didapatkan, misalnya tanggul untuk jalan atau bendung tanah.
Dalam suatu tempat dimana terdapat dua
permukaan tanah yang berbeda ketinggiannya, maka akan ada gaya-gaya yang
bekerja sehingga tanah yang lebih tinggi kedudukannya cenderung bergerak ke
bawah. Disamping gaya yang mendorong ke bawah terdapat pula gaya-gaya dalam
tanah yang bekerja untuk menahan/melawan sehingga kedudukan tanah tersebut
tetap stabil. Gaya-gaya pendorong berupa gaya
berat, gaya
tiris/muatan dan gaya-gaya yang lain yang menyebabkan kelongsoran.
Gaya-gaya penahan berupa gaya gesekan/geseran,
letakan (dari kohesi), kekuatan geser tanah. Antara permukaan yang lebih tinggi
ke permukaan yang lebih rendah dihubungkan suatu permukaan yang disebut lereng.
Pada setiap macam lereng kemungkinan terjadi longsoran dan bilamana perlu kita
melakukan pemeriksaan atau penganalisaan terhadap lereng tersebut untuk
mengetahui apakah akan longsor atau tidak.
Pada prinsipnya kita sudah melihat tanah
longsor dan secara umum telah mengetahui bentuk tanah longsor, sudah jelas
bahwa tanah yang longsor bergerak pada suatu bidang tertentu. Bidang ini
disebut bidang gelincir, seiring mendekati busur lingkaran, dalam hal ini
longsor disebut “Rational Slide” yang bersifat berputar. Ada juga tanah longsor
yang terjadi pada bidang gelincir yang hampir lurus dan sejajar dengan muka
tanah. Dalam hal ini longsor disebut “Tranlation
Slide” yang bersifat
bergerak dalam satu jurusan. Tanah longsor semacam ini biasanya terjadi
bilamana lapisan agak keras yang sejajar dengan permukaan lereng.
·
Aksi
dari gaya
gravitasi
·
Gaya-gaya
rembes yang berada dalam tanah
Sehubungan dengan kelongsoran tanah
diakibatkan oleh gaya gravitasi maupun gaya rembes, kita membagi
analisa kestabilan lereng terdiri dari dua bagian, yaitu :
- Menentukan tegangan dalam, permukaan tanah dan kekuatan geser yang terjadi
- Menentukan kekuatan geser sepanjang permukaan longsor
Lereng dapat dibedakan atas dua type,
yaitu lereng tak terbatas dan lereng terbatas.
S
S
Lereng
Tak Terbatas Lereng
Terbatas
I.2. Maksud dan Tujuan
Dalam tugas Mekanika Tanah
ini adalah untuk menghitung nilai faktor keamanan dari suatu lereng buatan yang
berdasarkan penyelidikan akan mengalami longsor yang berbentuk longsor putar
yang telah ditetapkan dalam soal, antara lain :
- Pusat lingkaran longsor
- Panjang jari-jari lingkaran longsor
I.3.
Metode Yang Digunakan
Dalam tugas ini dipergunakan beberapa
metode yakni sebagai berikut :
- Metode Lingkaran Gesek Taylor
Metode ini beranggapan bahwa permukaan
longsor berbentuk lingkaran
Langkah-langkah metode lingkaran :
·
Gaya-gaya yang bekerja pada bidang
longsor
·
Posisi dari resultan kohesi
Gaya-gaya yang bekerja pada ABDA (bagian
yang akan longsor)
·
Berat
dari massa
tanah itu sendiri (W)
·
Tekanan
gesek/resultan CL yang bekerja sepanjang lengkung AD
a = L/L x R
dimana : L = panjang busur AD
L = panjang AD
R = jari-jari
Faktor
keamanan
Dengan mengambil sejumlah
lingkaran-lingkaran gerak, maka faktor kemananan yang terjadi sangat kecil
(paling kritis).
- Metode Potongan dari Fillenius
Langkah awal dari Fillenius
adalah pembagian bidang longsor atau beberapa bagian tertentu yang akan
dihitung luasnya dengan menggunakan rumus.
A = W/g
dimana : A = luas bagian tanah
W = berat bagian tanah
g = berat jenis tanah
Dalam perhitungan berat tanah perlu
diperhitungkan kondisi yang paling tidak menguntungkan, yakni kondisi sesudah
air mencapai elevasi penuh.
Dalam kondisi dengan kestabilan lereng
maka pada bidang longsor yang ditinjau perlu diperhatikan besarnya kekuatan
geser, dapat dinyatakan secara umum dengan rumus sebagai berikut :
C
+ (T – U) . tan j
Dimana : T = kekuatan gesek tanah C = kohesi
j = sudut
gesek dalam U = tegangan air
pori
- Metode Bishop Yang Disederhanakan
Anggapan Bishop
·
Permukaan
gerak bentuk lingkaran
·
Faktor
keamanan terhadap longsor
Mempunyai anggapan bahwa perbandingan
kekuatan gesek akibat dari suatu tanah terhadap kekuatan geser yang telah di
mobilisir.
Bekerja air pori pada potongan En + 1
Keterangan :
En =
Resultante gaya
horizontal yang bekerja pada potongan n
En + 1 =
Resultante gaya
horizontal yang bekerja pada potongan n + 1
Xn =
Resultante gaya
gesek vertikal yang bekerja pada potongan n + 1
Xn ± 1 =
Resultante gaya
gesek vertical yang bekerja pada potongan n ±
W =
Berat sendiri potongan tanah yang ditinjau
P =
Gaya normal
total yang bekerja pada dasar potongan
S =
Gaya gesek
sepanjang dasar potongan
Z =
Tinggi potongan
L =
Panjang lengkung AD
b =
Lebar horizontal potongan
j = Sudut pada dasar
x =
Jarak horizontal dari potongan ke titik pusat 0
P =
P + U . L
·
Faktor
keamanan
F
= 1/s . (C . L + (P – UL) . tan j
Zs = jadi ;
. Z (CL + tan j)
.
substitusi ; X = r . sin j b
= L . cos j
Faktor keamanan dengan coba-coba, F yang
dimasukkan sama atau mendekati sama yang dihitung.
Bilamana lereng sebagian terendam air
muka :
Langkah-langkah
penyelesaian :
·
Tentukan
pusat lingkaran gesek dengan cara interpolasi dalam hal ini terdapat f d,
·
Tentukan
Top Flow Line, disini ditentukan lebar (L) contoh tanah yang diambil, kemudian
dengan tinggi lapisan contoh tanah keras dari permukaan air (permukaan tanah
basah) dari sini kita dapatkan harga m dan a
sin i, sehingga kita dapat melukiskan garis aliran (Flow Line),
·
Tentukan
panjang garis longsoran AB, jari-jari lengkung longsor dan garis lengkung AB,
·
Tentukan
berat tanah sendiri, yaitu berat tanah pada slice (sector, segitiga ADC,
segitiga BOC, tanah kering dan tanah basah kemudian jumlahkan untuk mendapatkan
berat total,
·
Tentukan
tekanan air pori,
·
Tentukan
garis kerja kohesi (C) dari titik pusat lingkaran gesek,
·
Cari
jari-jari lingkaran gesek dengan sistem coba-coba.
Komentar
Posting Komentar