PLTA
BAB I
DASAR TEORI
A.
Bendung
Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang
diartikan dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan
yang dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk
meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun. Sehingga air
dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya.
Sedangkan bangunan air adalah setiap pekerjaan sipil yang dibangun dibadan
sungai untuk berbagai keperluan.
Bendung berfungsi antara lain untuk meninggikan taraf
muka air, agar sungai dapat disadap sesuai dengan kebutuhan dan untuk
mengandalikan aliran, angkutan sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat
dimanfaatkan secara aman,efektif,efisien, dan optimal.
Bendung sebagai pengatur tinggi muka air sebagai dapat
dibedakan menjadi bendung pelimpah
dan bendung gerak.Bendung pelimpah terbuat dari pasang batu. Bendung pelimpah
yang dibangun melintang sungai, akan memberikan tinggi minimum kepada bangunan
intake untuk keperluan irigasi maupun PLTA, dan merupakan penghalang selama
terjadi banjir dan dapat menyebabkan genangan di udik bendung.
Bendung pelimpah terdiri dari antara lain tubuh bendung
dan mercu bendung. Tubuh bendung merupakan bendung ambang tetap yang berfungsi
untuk meninggikan taraf muka air sungai. Mercu bendung berfungsi untuk mengatur
tinggi air minimum, melewatkan debit banjir dan untuk membatasi tinggi genangan
yang akan terjadi di udik bendung.
Berikut ini
adalah gambaran tingkatan-tingkatan
kapasitas pada tampungan yang berlaku pada bendung.
MSL
|
Penstock
|
Heff.
|
River Bed
|
MWL
|
NWL
|
Tampungan
Mati
|
Kapasitas
efektif
|
FWL
|
Power House PLTA
|
Keterangan gambar :
NWL = Normal
Water Level (muka air operasi normal)
MWL =
Minimum Water Level (muka air operasi minimum)
MSL =
Maksimum Sediment Level (Batas Maksimum muka sedimen)
FWL = Flood
Water Level (muka air banjir rencana)
Heff =
Effective Head (Tinggi Jatuh Efektif)
1) Perencanaan
Tubuh Bendung
Perencanaan
Tubuh Bendung meliputi :
° Mercu
Bendung
a) Tinggi
Mercu Bendung
Tinggi mercu bendung ,p, yaitu ketinggian antara elevasi
lantai udik/ dasar sungai di udik bendung elevasi mercu. Dalam penentuan
ketinggian mercu bendung ini, belum ada rumus ketentuan yang pasti.Hanya
berdasarkan pengalaman dengan pertimbangan stabilitas bendung.
Yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tinggi mercu
bendung seperti:
-
Kebutuhan penyadapan untuk memperoleh debit dan tinggi tekan
-
Kebutuhan tinggi energy untuk pembilasan
-
Tinggi muka air genangan yang akan terjadi
-
Kesempurnaan aliran pada bendung.
- Kebutuhan
pengendalian angkutan sedimen yang terjadi di bendung.
Tinggi mercu bendung,p, dianjurkan tidak lebih dari 4 meter dan minimum 0,5 H.
Namun jika diketahui elevasi dasar sungai, maka dapat digunakan rumus :
° Lebar
Bendung
Lebar bendung adalah
jarak antara pangkal bendung (abutment), sebaiknya sama dengan lebar
rata-rata sungai pada bagian yang
stabil.Dalam menentukan lebar bendung, faktor utama yang dapat dipakai
adalah pertimbangan lebar sungai yang ada, dengan menghubungkan antara puncak/
mercu bendung dengan dasar sungai (h ), maka akan didapat lebar sungai (b).
Lebar efektif
bendung (Be) dihubungkan dengan lebar bendung yang sebenarnya / lebar mercu
bendung (B) dengan persamaan :
dimana :
Be = panjang mercu efektif m
Bb = panjang mercu bruto m
∑b = jumlah lebar pembilas
∑t = jumlah pilar-pilar pembilas
n = jumlah pilar pembilas dan pilar
jembatan
kp = koefisien
kontraksi pilar
ka = koefisien kontraksi pangkal bendung
H = tinggi tekan total di atas mercu, yaitu h + k
h= tinggi air, k= v2/2g
Harga
koefisien kontraksi pilar dapat dipelajari dari standar perencanaan irigasi
KP-02
° Pangkal
Bendung
Pangkal bendung
(abutment) berfungsi menghubungkan bendung dengan tanggul dan harus dapat
mengalirkan air dengan tenang di sepanjang permukaannya serta tidak menimbulkan
turbulensi dan tinggi jagaan dari pangkal bendung adalah
° Kolam
Olak
Suatu bangunan peredam
energi yang berbentuk kolam dimana prinsip peredam energinya yang sebagian
terjadi akibat pergeseran molekul-molekul air sehingga timbul olak-olakan di
dalam kolam olak tersebut.
1. Kolam olak USBR
tipe I
Kolam olak USBR
tipe 1 adalah suatu kolam olakkan yang dasar yang datar dan terjadinya
peredaman energi yang terkandung dalam aliran dengan lenturansecara langsung
aliran tersebut ke atas permukaan dasar atas kolam.
2. Kolam Olak USBR Tipe II
Kolam olakan datar tipe II,terjadinya peredamanenergi yang
terkandung didalam aliran adalah akibat gesekan diantaramolekul-molekul air di
dalam kolam dan dibantu oleh perlengkapanperlengkapanyang dibuat berupa gigi
pemencar aliran dipinggir udik dasarkolam dan ambang bergerigi di pinggir
hilirnya.
Kolam
olakan type ini cocok digunakan untuk aliran dengan tekananhidrostatis yang
tinggi dan debit yang besar (q<45 m3/det/m, tekananhidrostatis) 60 m dan
bilangan Froude > 4,5). Gigi pemencar aliran berfungsi untuk lebih
meningkatkan effektkifitas peredaman sedang ambang bergerigiberfungsi sebagai
penstabilloncatan hidrolis dalam kolam olakan tersebut.
Kolam
olakan type ini sangat sesuai untuk bendungan urugan danpenggunaannyapun cukup
luas.Akan tetapi untuk bangunan pelimpah, misalnya dengan V = 18 m/detmaka akan
lebih ekonomis apabila dipergunakan kolam olakan d~tar TypeIII.
3. Kolam Olak USBR Tipe III
Prinsip kerja
kolam olak ini hampir sama dengan system kerja kolam olak USBR Tipe II namun
lebih sesuai dengan mengalirkan air dengan tekanan hidrostatif yang rendah
dengan debit yang kecil(q <
18,5m3/det/m, V
< 18 m/det dan bilangan Froude > 4,5).
4. Kolam Olak
USBR Tipe IV
Tipe ini cocok dengan
tekanan hidrostatif yang rendah dengan debit besar per unit lebar yaitu untuk
aliran superkritis dengan bilangan froude antara 2,5 – 4,5
° Bangunan
Pengambilan
Bangunan intake
adalah suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran
sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan sedimen dasar
sungai dan sampah masuk ke intake.Terletak di bagian sisi bendung, di tembok
pangkal dan merupakan satu kesatuan dengan bangunan pembilas.
Tata letak intake diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsi dan biasanya
diatur sebagai berikut:
-
Sedekat mungkin dengan bangunan pembilas.
-
Merupakan satu kesatuan dengan pembilas.
-
Tidak menyulitkan penyadapan aliran.
-
Tidak menimbulkan pengendapan sedimen dan turbulensi aliran di udik
intake.
1. Macam
Intake
Intake biasa, yang umumnya
direncanakan yaitu intake dengan pintu berlubang satu atau lebih dan dilengkapi
dengan pintu dinding banjir dan perlengkapan lainya. Lebar satu pintu tidak
lebih dari 2,50 mdan diletakkan di bagian udik. Pengaliran melalui bawah pintu.
Besarnya debit diatur melalui tinggi bukaan pintu.
Intake gorong,- gorong; tanpa pintu dibagian udik, pintu-pintu diletakkan
di bagian hilir gorong-gorong. Lubang intake lebih dari satu dengan lebar
masing-masing lubang kurang dari 2,5 m. pengoperasian pintu intake dilakukan
secara mekanik.
Intake frontal, intake diletakkan di tembok pangkal, jauh dari
bangunan pembilas/bendung.
Dua intake di satu sisi bendung, dimana pintu intake untuk sisi
yang lain diletakkan di pilar pembilas bendung.
2. Arah
intake, komponen dan letak bangunan
a. Arah intake:
1. Tegak lurus membentuk sudut 90o terhadap
sumbu sungai.
2. Menyudut
membentuk sudut 45o- 60o terhadap sumbu sungai.
3. Keadaan
tertentu yang ditetapkan berdasarkan hasil uji model hidrolik di laboratorium.
b. Komponen utama bangunan intake:
1.
Ambang/lantai dinding bangunan tembok sayap
2.
Pintu dan perlengkapanya serta dinding penahan banjir.
3.
Pilar penempatan pintu bila pintu lebih dari satu buah.
4.
Jembatan pelayan
5.
Rumah pintu
6.
Saringan sampah
7.
Sponeng dan sponeng cadangan, dan lain-lain.
c. Letak intake
Harus
ditata sedemikian rupa sehingga berada di tikungan luar aliran yang membentuk
aliran helicoidal. Sehingga pada keadaan suangai banjir, angkutan sedimen dasar
yang mendekat ke intake akan terlempar ke tikungan dalam menjauhi intake.
° Bangunan
Pembilas
Bangunan
pembilas adalah salah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak di dekat
dan menjadi satu kesatuan dengan intake.Berfungsi untuk menghindarkan angkutan
muatan sedimen dasar dan mengurangi angkutan muatan sedimen layang masuk ke
intake.
Bangunan pembilas dapat dibedakan
menjadi:
-
Type Bangunan pembilas konvensional, terdiri dari satu dan dua lubang
pintu. Umumnya dibangun pada bendung kecil dengan bentang berkisar 20 m.
- Type
Bangunan undersluice dan shunt undersluice.
Bangunan pembilas
konvensional banyak dijumpai pada bendung yang dibangun sesudah tahun 1970-an
untuk bentukbendung irigasi teknis.Ditempatkan pada bentang di bagian sisi yang
arahnya tegak lurus sumbu bendung.
Bangunan pembilas shunt
undersluice digunakan pada bendung di sungai ruas hulu, untuk menghindarkan
benturan batu dan benda padat lainya terhadap bangunan.
° Bangunan
Kantong Lumpur
Kantong lumpur merupakan
pembesaran potongan melintang saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi
kecepatan aliran dan memberi kesempatan kepada sedimen untuk mengendap.Untuk
menampung endapan sedimen ini, dasar bagian saluran tersebut diperdalam atau
diperlebar.Untuk pembersihan endapan sedimen ini dilakukan baik secara periodic
maupun tergantung kondisi lapangan.
° Saluran
Penghantar
Saluran
penghantar (head race) berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke
bak penenang. Perencanaan saluran penghantar berdasarkan pada kriteria:
• Nilai ekonomis yang tinggi
• Efisiensi fungsi
• Aman terhadap tinjauan teknis
• Mudah pengerjaannya
• Mudah pemetiharaannya
• Struktur bangunan yang memadai
• Kehilangan tinggi tekan (head
losses) yang kecil
° Kolam
Penenang
Perhitungan
dimensi kolam penenang dilakukan dengan beberapa kriteria, yaitu :
§
Volume kolam 10 - 20 kali debit yang masuk untuk
menjamin aliran steady di pipa pesat dan mampu meredam tekanan balik pada saat
penutupan aliran di pipa pesat.
§
Kolam penenang direncanakan dengan menetapkan
kecepatan vertikal partikel sedimer 0.03 m/det.
§
Pipa pesat ditempatkan 15 cm di atas dasar kolam
penenang untuk menghindarkan masuknya batu atau benda-benda yang tidak
diijinkan terbawa memasuki turbin, karena berpotensi merusak runner turbin.
§
Pipa pesat ditempatkan pada jarak minimum 4 x D
(diameter pipa pesat) dari muka air untuk menjamin tidak terjadi turbulensi dan
pusaran yang memungkinkan masuknya udara bersama aliran air di dalam pipa pesat
.
§
Kolam penenang dilengkapi trash rack untuk
mencegah sampah dan benda-benda yang tidak diinginkan memasuki pipa pesat bersama
aliran air.
§
Pipa penguras ditempatkan di kolam pengendap dan
kolam penenang sebagai kelengkapan untuk perawatan (pembuangan endapan
sedimen).
§
Kolam penenang diiengkapi pelimpas yang
direncanakan untuk membuang kelebihan debit pada saat banjir. Bangunan kolam
penenang dan saluran pembawa direncanakan terjaga ketinggian permukaan pada
saat banjir sampai maksimum 25% dari debit desain.
§
Konstruksi kolam penenang dan pengendap berupa
pasangan batu diplester dengan dasar kolam berupa cor-an beton tumbuk (tanpa
tulangan) kedap air.
° Analisis
Stabilitas Bendung
Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat-syarat
konstruksi dari bendung, antara lain :
1. Bendung
harus stabil dan mampu menahan air pada waktu banjir
2. Bendung
harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai dan aliran air
yang meresap di dalam tanah
3. Bendung
harus diperhitungkan terhadap daya dukung tanah di bawahnya
4. Tinggi
ambang bendung atau crest level harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum
yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi
Stabilitas bendung ditentukan oleh gaya-gaya yang
bekerja pada bendung seperti :
?
Gaya berat
?
Gaya gempa
?
Tekanan lumpur
?
Gaya hidrostatis
?
Gaya Uplift Pressure (Gaya Angkat)
B. Pengertian
PLTA
PLTA adalah pembangkitlistrik yang mengandalkan energipotensial dan kinetik dari
air untuk menghasilkan energi listrik. PLTA memanfaatkan
aliran dari air yang kemudian diubah menjadi energi listrik melalui putaran
turbin dan generator
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik
bagi masyarakat yang memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat
pedalaman di seluruh Indonesia. Disaat sumber energi lain mulai menipis dan
memberikan dampak negatif, maka air menjadi sumber yang sangat penting karena
dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang murah dan tidak
menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya air sehingga
sangat berpotensial untuk memproduksi energi listrik yang bersumber daya air.
Beberapa waktu yang lalu, masyarakat masih merasakan bahwa ketersediaan listrik
mencukupi atau lebih besar dibanding dengan permintaan.
Namun saat ini permintaan akan kebutuhan listrik semakin
bertambah, hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang makin
tinggi, perkembangan yang cukup pesat di sektor jasa dan industry, pembangunan
sarana pemerintahan yang semakin meningkat dan perkembangan sektor – sektor
lainnya yang membutuhkan listrik
Kelangkaan Listrik yang terjadi menuntut langkah – langkah
nyata dalam upaya penaggulangannya.Sampai dengan tahun 2006 diperlukan
penambahan kapasitas pembangkitan di Indonesia sebesar ± 14.500 MW.Untuk
mengatasi besarnya kebutuhan daya pembangkit tersebut, maka perlu segera
dilakukan pembangunan pembangkit skala kecil yang relatif cepat dan murah
sehingga dapat memberikan pasokan yang lebih cepat dalam memenuhi sebagian
kebutuhan energi listrik tersebut.
C. Klasifikasi
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Klasifikasi
dari pembangkit listrik tenagaair perlu ditentukan terlebih dulu untukmengetahui
karakteristik tipe pembangkitlistrik, mengklasifikasikan sistem
pembangkitlistrik perlu dilakukan terkaitdengan sistem distribusi energi
listrik,apakah listrik dapat disalurkan melaluigrid terpusat ataukah grid
terisolasi.
Klasifikasi pembangkit listrik dapat
ditentukandari beberapa faktor (Penche,2004) yakni:
1. Berdasarkan tinggi jatuh (head)
•Rendah (< 50 m)
•Menegah (antara 50 m dan 250 m)
•Tinggi (> 250 m)
2. Berdasarkan tipe eksploitasi
•Tengan regulasi aliran air (tipewaduk)
•Tanpa regulasi aliran air (tipe run offriver)
3. Berdasarkan sistem pembawa air
•Sistem bertekanan (pipa tekan)
•Sirkuit campuran (pipa tekan dansaluran)
4. Berdasarkan penempatan rumahpembangkit
•Rumah pembangkit pada bendungan
•Rumah pembangkit pada skemapengalihan
5. Berdasarkan metode konversi energi
• Pemakaian turbin
•Pemompaan dan pemakaian turbinterbalik
6. Berdasarkan tipe turbin
•Impulse
•Reaksi
•Reversible
7. Berdasarkan kapasitas terpasang
•Mikro (< 100 kW)
•Mini (antara 100 kW dan 500 Kw)
•Kecil (antara 500 kW dan 10 MW)
8. Berdasarkan debit desain tiap turbin
•Mikro (Q < 0,4 m3/dt)
•Mini ( 0,4 m3/dt < Q
< 12,8 m3/dt)
• Kecil (Q > 12,8 m3/dt)
9. Berdasarkan besarnya kapasitas energi yang dapat dibangkitkan.
•Mikro Hidro (< 99kW)
• Rendah, ( 100kW–999kW )
•Sedang , ( 1000kW–9999kW )
• Tinggi, ( >10.000kW )
Skala
pengembangan masing-masing jenis klasifikasi pembangkitan energi tenaga air
didasarkan kepada kepentingan-kepentingan pengembangan wilayah, strategi
pembangunan, dan potensi tenaga air yang dimiliki.
D.
Perencanaan Dasar PLTMH
§ Pemilihan
Lokasi dan Lay out Dasar
Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada dasarnya memanfaatkan energi potensial
air (jatuhan air). Semakin tinggi jatuhan air ( head ) maka semakin besar
energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping
faktor geografis yang memungkinkan, tinggi jatuhan air ( head ) dapat pula
diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi.
Secara
umum lay-out sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run off river,
memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistern PLTMH tersebut
terdiri dari banaunan intake (penyadap) - bendungan, saluran pembavia, bak
pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah pembangkit dan
saluran pembuangan. Basic lay-out pada perencanaan pengembangan PLTMH dimulai
dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan dibawa ke turbin dan
penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi jatuhan ( head )
optimum dan aman dari banjir.
§ Lokasi
Rumah Pembangkit (Power House)
Pada dasarnya
setiap pembangun an mikrohidro berusaha untuk mendapatkan head yang maksimum.
Konsekuensinya lokasi rumah pembangkit (power house) berada pada tempat yang
serendah mungkin.Karena alasan keamanan dan 6nstruksi, lantai rumah pembangkit
harus selalu lebih tinggi dibandingkan permukaan air sungai.Data dan informasi
ketinggian permukaan sungai pada waktu banjir sangat diperlukan dalam
menentukan lokasi rumah pembangkit.
Selain lokasi
rumah pembangkit berada pada ketinggian yang aman, saluran pembuangan air (
tail race ) harus terlindung oleh kondisi alam, seperti batu-batuan besar.
Disarankan ujung saluran tail race tidak terletak pada bagian sisi luar sungai
karena akan mendapat beban yang besar pada saat banjir, serta memungkinkan
masuknya aliran air menuju ke rumah pembangkit.
§ Lay-out Sistem PLTMH
Lay
out sebuah sistem PLTMH merupakan rencana dasar untuk pembangunan PLTMH. Pada
lay out dasar digambarkan rencana untuk mengalirkan air dari intake sampai ke
saluran pembuangan akhir.
Air
dari intake dialirkan ke turbin menggunakan saluran pembawa air berupa kanal
dan pipa pesat (penstock). Penggunaan pipa pesat memerlukan biaya yang iebih
besar dibandingkan pembuatan kanal terbuka, sehingga dalam membuat lay out
perlu diusahakan agar menggunakan pipa pesat sependek mungkin. Pada
lokasi.tertentu yang tidak memungkinkan pembuatan saluran pembawa, penggunaan
pipa pesat yang panjang tidak dapat dihindari.
Pendekatan
dalam membuat lay out sistem PLTMH adalah air dari intake dialirkan melalui
penstok sampai ke turbin. Jalur pemipaan mengikuti aliran air, paralel dengan
sungai (gbr 5.3, long penstock following river). Metoda ini dapat dipilih
seandainya pada medan yang ada tidak memungkinkan untuk dibuat kanal, seperti
sisi sungai berupa tebing batuan. Perlu diperhatikan bahwa penstock harus aman
terhadap banjir.
E.
Perencanaan Bangunan PLTMH (Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro)
Perencanaan
bangunan PLTMH dengansistem pengalihan (diversion) meliputi:
? Bangunan
Pengambilan
Bangunan
pengambilan bisa terdiri dari:
1.
Pintu pengambilan.
Pintu pengambilan direncanakan untuk
mengambil air dari saluran atau sungai asli.
2.
Bendung.
Bendung digunakan untuk membendung aliran aliran air sehinggaakan mempermudah untuk pengambilanair.
Bendung digunakan untuk membendung aliran aliran air sehinggaakan mempermudah untuk pengambilanair.
3.
Penyaring (trashrack)
Trashrack
digunakan untuk menyaringmuatan sampah dan sedimen yangmasuk,
umunya pernyaring direncanakandengan menggunakan jeruji besi.
? Bangunan
Tengah
Bangunan
tengah meliputi perencanaan:
1. Bak penangkap sedimen
Bak
penangkap sedimen dipergunakanuntuk mengendapkan sedimen yangterdapat pada
aliran yang menuju pipapesat.
2. Bak penenang (forebay)
Bak
penenang digunakan untuk menjagakestabilan debit yang akan masuk keturbin, aliran yang tidak stabil
akanmenyebabkan kerusakan pada governor.
3. Bangunan penguras
Bangunan penguras direncanakan
berdasarkankondisi daerah studi, jenisbangunan penguras yang dipergunakandalam
studi ini adalah:
a) Saluran Penguras, digunakan untuk
mengalirkan muatan sedimen dari bak penangkap sedimen dan kelebihan air dari
pelimpah samping menuju sungai.
b) Pintu Penguras, direncanakan untuk
mengalirkan debit penggelontoran dari bak penenang atau bak pengendap menuju
saluran penguras, umumnya pintu penguras didesain lebih kecil dari pintu
pengambilan dikarenakan pitnu penguras tidak terlalu sering dipergunakan.
c) Pelimpah Samping, dipergunakan untuk
menjaga elevasi muka air pada bak penenang (forebay) pada elevasi muka air yang
direncanakan, sehingga jika terjadi peninggian muka air pada bak penenang maka
secara otomatis debit air yang berlebihan akan dilimpahkan menuju saluran
pembuang.
d) Gorong – Gorong (culvert), dipergunakan
untuk penggelontoran sedimen pada bak pengendap sedimen jika tidak memungkinkan
untuk menggunakan pintu penguras.
e) Terjunan, dipergunakan apabila terdapat
perbedaan elevasi yang cukup besar pada tubuh saluran penguras, terjunan
didesain dengan pendekatan loncatan hidrolika pada hilir terjunan.
? Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa bisa berupa
bangunanpembawa bertekanan (pipa pesat) danjuga saluran terbuka.
² Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat (penstock) adalah
pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bak penenang (forebay
tank).Perencanaan pipa pesat mencakup pemilihan material, diameter penstock,
tebal dan jenis sambungan (coordination point).Pemilihan material berdasarkan
pertimbangan kondisi operasi, aksesibility, berat, sistem penyambungan dan
biaya. Diameter pipa pesat dipilih dengan pertimbangan keamanan, kemudahan
proses pembuatan, ketersediaan material dan tingkat rugirugi (fiction losses)
seminimal mungkin. Ketebalan penstock dipilih untuk menahan tekanan hidrolik
dan surge pressure yang dapat terjadi.
1. Diameter pipa pesat
Diameter ekonomis pipa pesat dapatdihitung
dengan persamaan
Sarkaria formula :
Sarkaria formula :
ESHA
formula:
Dimana:
D :
diameter pipa (m)
n :
koefisien kekasaran pipa
Q :
debit pada pipa (m3/dt)
Hf : kehilangan tinggi tekan total
padapipa (m)
H :
tinggi jatuh (m)
Namun
dalam penentuan diameter pipapesat perlu diperhitungkan besarnyakehilangan
tinggi dikarenakan hal iniakan memperngaruhi besarnya daya yangakan dihasilkan
dan juga perlu diperhatikankeaman terhadap gejala pusaran air (vortex).
Material
|
Young's
modulus
of elasticity E (N/m 2 )E9 |
linear expansion
a (n/m QC)E6 |
Ultimate
tensile strength (N/m 2 )E6 |
n
|
Weleded steel
|
206
|
12
|
400
|
0.012
|
Polyethylene
|
0.55
|
140
|
5
|
0.009
|
Polyvinyl chloride (PVC)
|
2.75
|
54
|
13
|
3,009
|
Asbestos cenent
|
n.a
|
8.1
|
na
|
0.011
|
Cast iron
|
78.5
|
10
|
140
|
0.014
|
Dutiie iron
|
16,7
|
11
|
340
|
0.015
|
Tabel. Koefisien Kekasaran pipa , Modulus Elastis, dan Regangan
Ultimate tergantung pada material pipa pesat.
2. Tebal
pipa pesat
Tebal
pipa pesat dapat dihitung denganpersamaan:
ASME
(Mosonyi,1963):
USBR
(Varshney,1971):
ESHA
(Penche,20004) :
Barlow’s
Formulae (Varshney,1971):
Dimana:
H : Tinggi tekan maksimum ( m )
: tekanan statis + tinggi tekan
akibatpukulan air
σ : tegangan baja yang digunakan(ton/m2 )
D
: diameter pipa pesat ( m )
t : tebal pipa pesat ( m )
P : tekan hidrostatis pipa (kN/mm2)
kf :efisiensi
ketahanan0.9 untuk pengelasan dengan inspeksi x-ray, 0.8 untuk
pengelasan biasa
es :
tebal jagaan untuk sifat korosif (mm)
3.
Kebutuhan terhadap tangki gelombang
Pipa
pesat membutuhkan tangkigelombang jika L > 4H
4. Kedalaman minimum pipa pesat
Kedalaman
minimum akan berpengaruhterhadap gejala vortex, kedalaman minimumdapat dihitung
dengan persamaan(Penche,2004):
Dimana:
c : 0,7245 untuk inlet asimetris
0,5434 untuk inlet simetris
V : kecepatan masuk aliran (m/dt)
D :
diameter inlet pipa pesat (m)
Gambar 1. Skema Inlet Pipa Pesat
5.Kecepatan
gelombang tekanan ( pressure wave speed )
Dimana :
K = modulus bulk air, 2.1 x 10' N/m2
E = modulus elastilk material, untuk
welded steel 2.1 x 11C N/m2
D = diameter pipa (mm)
t = tebal pipa (mm)
6. Sistem Pengambilan Melalui Pipa
Pesat (Inlet)Sistem pengambilan pada
mulut pipapesat perlu diperhitungkan dengan tujuanuntuk mengatur sistem
regulasi debit airyang masuk ke dalam turbin baik saatkondisi operasional
maupun kondisiperawatan ,intake pipa pesat biasanyadidesain dengan menggunakan
sistemkatup (valve), Tipe katup yang seringdiaplikasikan adalah :
a. Gate valve
b. Butterfly valve
c. Needle
valve
? Bangunan Pembuang
Bangunan pembuang digunakan
untukmengalirkan debit setelah melalui turbinmeuju ke sungai, bangunan
pembauang sendiri bisa rencanakan sesuai dengankondisi lapangan, umunya
bangunanpembuang direncanakan dengan tipe saluranterbuka (saluran tailrace).
Tinggi Jatuh Efektif
Tinggi
jatuh efektif adalah selisih antaraelevasi muka air pada bangunanpengambilan
atau waduk (EMAW) dengantail water level (TWL) dikurangidengan total
kehilangan tinggi tekan(Ramos, 2000). Persamaan tinggi jatuhefektif adalah:
dimana:
Heff : tinggi jatuh efektif (m)
EMAW: elevasi muka air waduk atau
hulu bangunan pengambilan (m)
TWL :tail water level (m)
hl : total kehilangan tingi tekan
(m)
Gambar 2.
Sketsa Tinggi JatuhEffektif
Kehilangan
tinggi tekan digolongkanmenjadi 2 jenis yaitu kehilangan padasaluran terbuka
dan kehilangan padasaluran tertutup.Kehilangan tinggi tekan pada saluranterbuka
biasanya terjadi pada intakepengambilan, saluran transisi dan penyaring.
Kehilangan
tinggi pada saluran tertutupdikelompokkan menjadi 2 jenis yaitukehilangan
tinggi mayor (gesekan) dankehilangan tinggi minor. Kehilangantinggi mayor
dihitung dengan persamaandarcy wisbach (Penche,2004):
sedangkan kehilangan minor
dihitungdengan persamaan (Ramos, 2000):
dimana:
hf : kehilangan tinggi tekan
V : kecepatan masuk (m/dt)
g : percepatan gravitasi (m/dt2)
L : panjang saluran tertutup / pipa
(m)
D : diameter pipa (m)
f : koefisien kekasaran(moody
diagram)
ξ : keofisien berdasarkan jenis
kontraksi
F.
Perencanaan Peralatan Mekanik Dan Elektrik
Perencanaan peralatan mekanik
danelektrik meliputi:
? Turbin
Hidraulik
Turbin dapat diklasifikasikan
berdasarkantabel berikut (Ramos,2000):
Tabel 1. Klasifikasi Jenis Turbin :
Dalam
perencanan turbin parameter yangmendasari adalah kecepatan spesifikturbin (Ns)
dan kecepatan putar/sinkron(n) dimana kedua parameter tersebutdihitung dengan
persamaan (USBR,1976:):
dimana:
Ns : Kecepatan spesifik turbin (mkW)
n : kecepatan putar/sinkron (rpm)
P : daya (kW)
H : tinggi jatuh effektif (m)
f : frekuensi generator (Hz)
p : jumlah kutub generator
nilai n bisa didapatkan dengan
melakukannilai coba-coba dengan persamaan:
Untuk turbin francis:
Untuk Turbin propeller :
Setelah
didapatkan nilai parametertersebut maka dapat ditentukan parameterlain seperti:
1. Titik Pusat Dan Kavitasi Pada Turbin
Titik
pusat perlu diletakkan pada titikyang aman sehingga terhindar daribahaya
kavitasi kavitasi akan terjadi bilanilai σaktual < σkritis, dimana σdapatdihitung
dengan persamaan (USBR,1976):
Sedangkan titik pusat turbin
dapatdihitung dengan persamaan:
dimana:
Ns : Kecepatan spesifik turbin (mkW)
σc : koefisien thoma kritis
σ : koefisien thoma
Ha : tekanan absolut atmosfer (Pa/gρ)
Hv: tekanan uap jenuh air (Pw/gρ)
H : tinggi jatuh effektif (m)
Hs : tinggi hisap turbin (m)
Z : titik pusat tubrin
twl: elevasi tail water level
b : jarak pusat turbin dengan runner (m)
2. Dimensi turbin
Dimensi turbin reaksi meliputi:Dimensi
runner turbin, dimensi wicketgate, dimensi spiral case dan dimensidraft tube.
3. Effisiensi turbin
Effisiensi turbin sangat tergantungpengaruh
dari debit aktual dalam turbindengan debit desain turbin (Q/Qd),effisiensi
turbin ditunjukkan pada gambarberikut (Ramos,2009):
Gambar
2. Sketsa Tinggi JatuhEffektif
? Peralatan Elektrik
Peralatan elektrik PLTMH berfungsisebagai
pengaturan kelistrikan setelahdilakukan proses pembangkitan listrik,peralatan
elektrik meliputi generator,governor, speed increaser,
transformer,switchgear dan auxiliary equipment.Analisa Pembangkitan
EnergiProduksi energi tahunan dihitungberdasarkan tenaga andalan.
Tenaga andalandihitung berdasarkan debit
andalanyang tersedia untuk pembangkitan energy listrik yang berupa debit
outflow denganperiode n harian.(arismunandar,2005)
Dimana:
E : Energi tiap satu periode (kWh)
H : Tinggi jatuh efektif (m)
Q : Debit outflow (m3/dtk)
ηg : effisiensi generator
ηt : efisiensi turbin
n
: jumlah hari dalam satu periode.
G. Analisa Perhitungan Mikro Hidro
~ Perhitungan Daya dan Energi
Listrik
? Daya Poros Turbin
? Daya yang ditransmisikan ke generator
? Daya yang dibangkitkan generator
Dimana
:
Q : Debit air (m3/dtk)
H : Tinggi Jatuh Efektif
nt : Efisiensi Turbin,
074 untuk turbin crossflor T-14,
0,75 untuk turbin propeller open flume local
nbelt : 0,98
untuk flat belt, 0,95 untuk V belt
ngen
: Efisiensi Generator
Daya
yang dibangkitkan generator ini yang akan disalurkan ke pengguna. Dalam
perencanaan jumlah kebutuhan daya di pusat beban harus di bawah kapasitas daya
terbangkit, sehingga tegangan listrik stabil dan sistem menjadi lebih handal
(berumur panjang).
~ Kebutuhan listrik masyarakat
Kebutuhan
listrik masyarakat, khususnya pada program pelistrikan desa sangat dibatasi.Hal
ini didasarkan ketersediaan potensi sumber daya air, kemampuan memelihara dan
membiayai penggunaan listrik, serta besaran biaya pembangunan.
Salah
satu faktor pembatas adalah. pemilihan pembatas arus terkecil di pasaran, yaitu
0.5 A, sehingga daya yang dapat digunakan untuk setiap sambungan instalasi
rumah rata-rata sebesar 110 W. Penggunaan listrik masyarakat perdesaan dengan
PLTMH ini, khusus untuk penerangan digunakan pada malam hari dengan
pertimbangan pada siang hari sebagian besar masyarakat bekerja
Komentar
Posting Komentar